Wednesday 27 January 2016

Sudah Benarkah Cara Duduk Si Kecil? --Problema W Sitting Position

Salam cinta Ayah Bunda.. 
Salah satu kebahagiaan orang tua, termasuk kami adalah saat melihat buah hati kami bermain dengan ceria. Saat aktif bermain, pernahkah Ayah Bunda memperhatikan posisi duduk buah hati? Walaupun terkesan sepele, posisi duduk ini ternyata berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Ada satu posisi duduk yang perlu dicermati dan diwaspadai, yaitu W sitting position. Saya sendiri, pertama kali mendengar istilah ini dari diskusi singkat salah satu grup motherhood yang saya ikuti beberapa waktu lalu. Untuk lebih jelasnya, saya coba kumpulkan kembali informasi W sitting position dari berbagai sumber. Lumayan untuk saya review kembali dan berbagi dengan Ayah Bunda :)



Apa it W Sitting Position?Ada contohnya?
 
W sitting position atau posisi duduk W adalah posisi ketika anak duduk di lantai dengan kedua lutut berdekatan dan kaki kanan maupun kiri ditekuk berada di samping pinggang. Jika dilihat dari atas posisi duduk mereka seperti membentuk huruf W. Dengan posisi yang sama ada juga yang menyebutnya M sitting position. Silakan lihat gambar untuk lebih jelasnya.

Sumber foto: http://stellarcaterpillar.com/2014/07/27/baby-sitting-up-w-sit/
                       

Boleh apa tidak? 
Pada dasarnya posisi duduk W ini adalah peralihan dari gerakan anak merangkak ke posisi duduk. Dengan posisi duduk seperti ini anak merasa stabil. Jika anak hanya duduk sebentar saja atau sedang dalam peralihan dari merangkak, duduk, kemudian berdiri tidak menjadi masalah. Nah, jika anak duduk lama dalam posisi W sambil bermain dengan mainannya di lantai, apalagi jadi kebiasaan, ini yang bisa menimbulkan masalah ortopedik ke depannya, seperti nyeri lutut, hipermobilitas pada sendi, dislokasi pinggul, atau gangguan lain yang berhubungan dengan pinggul-lutut-pergelangan kaki.

Ketika anak duduk dalam posisi W, posisi tubuh anak seakan "terkunci". Memang posisi ini masih memungkinkan anak untuk memainkan mainannya di depan, namun gerak tubuh untuk memutar dan merubah posisi ke kanan/kiri menjadi terbatas. Keterampilan anak dalam menyilangkan tubuh saat bergerak (mid-line crossing) jadi kurang berkembang. Padahal keterampilan ini perlu dilatih karena berkaitan dengan koordinasi, kekuatan, dan fleksibilitas antara tubuh dengan kaki. 

Bagaimana sebaiknya?
Saat bayi belajar duduk, pada dasarnya bayi cenderung menempatkan kaki di depan tubuhnya. Nah, posisi duduk seperti ini istilahnya ring position. Posisi duduk seperti ini yang ideal dan perlu dibiasakan pada bayi atau balita yang sedang tumbuh. 


 Sumber foto: http://stellarcaterpillar.com/2014/07/27/baby-sitting-up-w-sit/

Ring position memungkinkan mereka memutar dan menggerakkan batang tubuh mereka selagi mereka mengambil atau menggerakkan mainan. Posisi ini juga tidak menghalangi mereka jika akan bertumpu pada lutut lalu berdiri maupun sebaliknya. Gerakan meregang, memutar, dan peralihan penting untuk mengembangkan koordinasi, kekuatan, dan fleksibilitas antara tubuh dan kaki. Sederhananya jika semuanya berkembang optimal, anak akan mudah mengembangkan keseimbangannya dalam berjalan, berlari-lari di luar rumah, memanjat, bermain di playground, dan kegiatan lainnya. Semua kegiatan motorik kasar ini juga dibutuhkan nantinya untuk pengembangan motorik halus, seperti menulis, mewarnai, menggambar, memotong, dan seterusnya.

Bagaimana mengubah kebiasaan posisi duduk W pada anak?

Anak sudah terlanjur PW (baca: nyaman) dengan posisi duduk W? Ayah Bunda masih bisa mengubah kebiasaan duduknya apalagi jika usia anak masih dalam rentang bayi atau balita. Berikut langkah-langkahnya:

1. Siapkan kesabaran. Ini beneran lo Ayah Bunda, hehe.. karena mengubah kebiasaan perlu waktu. Kalau anak sudah kadung nyaman tentu dia juga perlu membiasakan diri dengan posisi duduk yang baru. Begitu pula dengan kesiapan otot dan sendi-sendi yang berhubungan akan meregang dalam posisi baru. 

2. Kenalkan pada posisi duduk lain selain posisi duduk W, salah satunya ring position seperti yang telah dibahas di atas. Selain itu masih ada lagi variasi posisi duduk yang bisa dikenalkan pada anak untuk melatih keseimbangan dan otot sendi, misalnya butterfly sits (kaki di depan, kedua telapak kaki menempel), duduk bersila (kaki kanan di atas atau sebaliknya), Z-sit (satu kaki di depan kaki lain di belakang, lakukan bergantian). Ayah Bunda bisa memberikan contoh di depan anak atau mengubah posisi anak ketika duduk. 

3.  Mengingatkan anak secara verbal. Misalnya, "Duduknya yang betul, Sayang"; "Kakinya di depan ya". Cara ini dapat berhasil untuk balita yang mulai mengerti perkataan dan instruksi sederhana dari Ayah Bunda. Buah hati kami yang saat ini 14 bulan mulai mengerti jika kami bilang "Duduknya yang betul, kakinya di depan". Dia lalu berusaha membetulkan posisi duduknya. 

4. Siapkan aktivitas permainan yang menyenangkan saat posisi duduknya sudah benar. Misalnya mengambil atau menggerakkan mainan di samping dengan gerakan menyilang, maju ke depan, lalu duduk kembali. 

5. Beri penghargaan pada anak jika posisi duduknya sudah benar, begitu pula saat anak mampu bertahan dengan posisi duduk tersebut. Mungkin hari ini tahan 10 detik, besoknya 20 detik, 30 detik, semenit, dua menit, lima menit, dan seterusnya. Kata-kata positif, pelukan, dan ciuman untuk anak akan membuat anak merasa senang. 

6. Jika Ayah Bunda kesulitan mengubah kebiasaan posisi duduk W, atau Ayah Bunda merasa ada kejanggalan pada anak, maka berkonsultasilah pada tenaga kesehatan atau terapis terpercaya.




            

No comments:

Post a Comment